Contoh Makalah Penjaminan Mutu Dengan Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Contoh Makalah. Kali ini blog mediailmu22 akan membagikan contoh makalah pendidikan secara lengkap dengan judul Makalah Penjaminan Mutu Dengan Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Contoh Makalah Penjaminan Mutu Dengan Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Contoh Makalah Penjaminan Mutu Dengan Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Saat ini setiap negara dituntut memiliki sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Maka  langkah yang diambil agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang  unggul dan berkualitas yakni melalui pendidikan. Namun di Indonesia  mutu pendidikan khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah dirasakan masih rendah. Beberapa terobosan telah dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia seperti dengan mengganti kuriulum secara nasional, meningkatkan kompetensi tenaga pendidik melalui pelatihan, pengadaan buku pembelajaran baik buku cetak maupun buku elektronik, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan mutu matajemen sekolah. Namun hal itu belum mengangkat kualitas pendidikan di Indonesia secara signifikan hal tersebut bisa kita lihat pada sekolah-sekolah yang jauh dari perkotaan

Beberapa  faktor yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya masalah pendidikan diantaranya adalah penyelenggara pendidikan masih memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan. Selain itu juga penyelenggaraan pendidikan masih bersifat birokratik sentralistik, sekolah belum memiliki kemandirian, motivasi, keluwesan, kreatifitas untuk memajukan serta mengembangkan lemabganya sebagai bagian penting dari peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Faktor  lainnya adalah masih minimnya peran serta masyarakat khususnya orang tua melalui komite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan, partisifasi masyarakat masih dimaknai sebagai penyandang dana saja tidak dipandang secara luas sebagai unsur utama (stakeholder) dalam pendidikan.

 Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dianaranya dengan melakukan reorientasi penyelenggaraan mendidikan terutama dari manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.

 

 

 B.     Rumusan  Masalah

 

1.      Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ?

2.      Bagaimana implementasi kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah?

3.      Bagaimana keunggulan pelaksanaan kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah?

4.      Apa saja hambatan pelaksanaan kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah?

5.      Bagaimana solusi atas hambatan pelaksanaan kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah?

 

C.    Tujuan Pembahasan

1.      Untuk mengetahui apa yang dimasukud dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

2.      Untuk mengetahui implementasi kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

3.      Untuk mengetahui keunggulan dalam pelaksanaan kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

4.      Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

5.      Untuk mengetahui solusi atas hambatan dalam pelaksanaan kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah?

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah pada mulanya muncul di Amerika Serikat saat masyarakat mulai mempertanyakan hubungan antara pendidikan dengan perkembangan masyaratakat kala itu. Seiring Dengan perkembangan jaman Manajemen Berbasis Sekolah menyebar ke seluruh negara yang ada di dunia dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualiatas pendidikan

Beberapa negara maju yang berhasil menerpakan MBS atau Manajemen Berbasis Sekolah diantaranya adalah : [1]

1.      Amerika Serikat, MBS disebut Side-Bised Management (SBM), yang menekankan partisipasi dari berbagai pihak.

2.      Kanada, MBS disebut School-Site Decision Making (SSDM) atau pengambilan keputusan diserahkan pada tingkat sekolah.

3.      Hongkong, MBS disebut The School Management Intiative (SMI) atau manajemen sekolah inisiatif.

4.      Inggris yang disebut Grant Mainted School (GMS)  atau manajemen dana swakelola pada tingkat local.

Sedangkan Indonesia baru memperkenalkan MBS pada tahun 1997, dan modelnya adalah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang diterapkan pada tahun 1998.

Dalam implementasinya pemerintah mengeluarkan perpu nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Dalam penjelasan perpu tersebut disebutkan bahwa visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Pasca reformasi, paradigma otomi daerah menjadi paradigma dasar penentuan dalam segala sendi aturan Negara. Sejalan dengan otonomui daerah itu, pemerintah pun bertekad bulat untuk melaksanakan desentralisasi pendidikan yang bertumpu kepada pemberdayaan sekolah di semua jenjang pendidikan.[2]

Semenjak diberlakukaknnya otonomi daerah tanggal 1 Januari 2001, depdiknas merubah orientasi manajemen sekolah yang duluinya berbasis pusat menjadi Manjemen berbasis sekolah (MBS).[3] MBS bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efesiensi, inovasi, relevansi, dan pemeratan serta akses pendidikan).[4] Sedangkan MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) pada dasarnya adalah bagian dari MBS (Manajemen berbasis sekolah). Fokus dari MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) terletak pada upaya peningkatan kualitas mutu sekolah yang diukur dari inputnya, prosesnya dan outputnya.[5]

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) didefinisikan sebagai proses manajemen sekolah yang diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan, secara otonomi direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi melibatkan semua stakeholder sekolah.[6]

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. MBS diharapkan dapat mengakomodir keinginan masyarakat setempat dan adanya kerjasama antara pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. [7]

Secara operasional MPMBS dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pendayagunaan keseluruhan komponen pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang diupayakan sendiri oleh kepala sekolah bersama semua pihak yang terkait atau berkepentingan dengan mutu pendidikan. [8]

       

A.    Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

SMP Negeri 6 Ciamis sebagai salah satu sekolah di pusat kota Ciamis telah menerapkan Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, beberapa hal yang telah dilakukan dalam pengimplementasian MBS di SMP Negeri 6 Ciamis adalah :

1.      Penyusunan Tim TPMPS atau Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah

Tim TPMPS berisikan kepala sekolah, komite sekolah, guru sebagai penangungg jawab pelaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan

2.      Membuat komitmen tertulis tentang penyelenggaraan MBS

Setelah itu maka dibuatlah komitmen tertulis tentang penyelenggaraan Manajemen Berbasis  agar seluruh pihak di sekolah bisa berperan aktif dalam pelaksanaan MBS di Sekolah

3.      Monitoring Dan Evaluasi

Dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala tentang penyelenggaraan MBS untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan serta kekurangan dari implementasi MBS di Sekolah.

Pada bulan Maret tahun 2020 dunia mengalami pandemi COVID-19 semua aspek kehidupan terpengaruh termasuk dunia pendidikan. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah juga merasakan pengaruhnya. Diantaranya karena beberapa perubahan regulasi dari pemerintah selama pandemic COVID-19 maka penerapan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di SMP Negeri 6 Ciamis mau tidak mau mengalami penyesuaian dengan keadaan tersebut. Penyesuaian itu diataranya meniadakan beberapa kegiatan yang memungkinkan terjadinya pelanggaran protokol kesehatan. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terutama kepada kegiatan-kegiatan koordinasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.

 

B.     Analisis Keunggulan dalam implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah merupakan salah satu bentuk otonomi yang memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah dengan menyesuaikan situasi dan kondisi sekolah setempat. Manajaemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah mempunyai keunggulan diantaranya :

a.       Memberi peluang kepada seluruh pemegang kebijakan di sekolah untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan penting di sekolah.

b.      Mendorong munculnya kreativitas dalam merancang bangun program peningkatan mutu sekolah.

c.       Mendorong munculnya berbagai inovasi dalam pengingatan mutu sekolah

d.      Mengarahkan seluruh sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang akan di kembangkan di sekolah

e.       Menghasilkan rencana anggaran sekolah yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan anggaran sebenarnya

f.       Meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di semua level.

 

C.    Analisis Hambatan dalam implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Impelementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam pelaksanaannya tidak lepas dari hambatan, terutama saat pandemi COVID-19. Adapun beberapa hal yang menjadi hambatan bagi implementasi Manajemen Mutu Berbasis Sekolah adalah :

a.       Belum Semua Pihak Memahami Konsep Dasar MBS

Masih banyak tenaga pendidik dan kependidikan SMP Negeri 6 Ciamis yang belum memahami konsep dasar MBS secara komperhensif, hal ini mungkin juga diakibatkan oleh prilaku apatis terhadap manajemen sekolah.

 

b.      Kurang Efisien Dalam Mengambil Keputusan

Pola lama dalam hal penentuan kebijakan di adalah secara otokrasi, ketika diberikan pola baru berdasarkan Manajemen Berbasis Sekolah adalakalanya menimbulkan frustasi dan malah sering menjadi lebih lama.

c.       Kebingungan Peran Dan Tanggung Jawab Baru

Karena pola lama masih belum sepenuhnya berganti akhirnya saat mendapatkan peran yang baru dalam Manajemen Berbasis Sekolah secara mendadak menjadi bingung, sehingga masih ragu dalam mengambil keputusan.

 

d.      Keaktifan Orang Tua

Sebagian besar orang tua masih belum aktif dalam manajemen sekolah. Mereka masih beranggapan bahwa manajemen sekolah adalah urusan pihak sekolah dan pemerintah.

e.       Keterbatasn saat pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 telah menghambat pelaksanaan implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah khususnya dalam kegiatan-kegiatan komuikasi, sosialiasi atau pelatihan yang mengharusnya bertemunya banyak orang dalam suatu waktu dan tempat secara bersamaan

 

D.    Analisis Solusi dalam implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Beberapa hal yang bisa dijadikan alternativ solusi dalam implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah diantaranya :

a.       Diadatan seminar dan pelatihan

Diadakan seminar dan pelatihan tentang konsep dasar MBS bagi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 6 Ciamis

 

b.      Pembagian tugas pokok dan fungsi secara jelas

Membuat pembagian yang jelas tentang tugas pokok dan fungsi masing-masing pihak yang berperan dalam Manajemen Berbasis Sekolah.

 

c.       Sosialiasi kepada orang tua

Menyelenggarakan sosialisasi Manajemen Berbasis Sekolah untuk orang tua peserta didik khususnya di SMP Negeri 6 Ciamis.

 

d.      Solusi Keterbatasan Saat Pandemi COVID-19

Beberapa hal yang dilakukan terutama saan pandemi COVID-19 adalah menghilangkan kegiatan-kegiatan yang sekiranya tidak berpengaruh besar terhadap capaian penjaminan mutu di sekolah, selain itu juga dengan mengganti kegiatan-kegiatan yang mengharuskan berkumpulnya banyak orang dengan kegiatan-kegiatan secara daring.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut

1.      Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai jenis manajemen yang memberikan otonomi seluas-luasnya kepada sekolah, serta bersifat fleksibel dan mampu menjaring aspirasi seluruh pihak baik internal sekolah maupun ekstrnal sekolah seperti pihak komite sekolah, orang tua dan warga sekitar sekolah.

2.      SMP Negeri 6 Ciamis telah menerapkan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah baik sebelum pandemi COVID-19 maupun saat pandemic COVID-19 walaupun masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

3.      Banyak keunggulan dari implementasi Manajemen Pengingkatan Mutu Berbasis Sekolah di SMP Negeri 6 Ciamis

4.      Beberapa hambatan yang dihadapi dalam implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah adalah belum memahami konsep dasar MBS, Kurang efisien dalam mengambil keputusan, kebingungan peran dan tanggung jawab baru dan kurang aktifnya orang tua

5.      Beberapa solusi dalam meyelesaikan hambatan dalam implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah diantaranya melakukan pelatihan dan seminar kepada pendidik dan kependidikan, membuat pembagian tugs pokok serta fungsi yang jelas, sosialiasasi MBS kepada pihak orang tua siswa.

B.     Saran

Supaya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah bisa dijalankan dengan baik, maka harus dilakukan hal sebagai berikut :

1.      Harus adanya pemahaman yang baik, serta motivasi dan keyakinan dari semua pihak di sekolah baik kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan agar tidak ragu lagi menggunakan MBS serta menerapkannya secara utuh di sekolah.

2.      Mengukuhkan lagi komitemen diantara seluruh pihak yang ada di sekolah tentang penggunaan MBS baik diera pandemi COVID-19 maupun setelah pandemic COVID-19

3.      Agar dilakukan monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah tentang sejauh mana capaian dan hambatan pelaksanaan MBS di sekolah.

4.      Meningkatakan lagi kualitas profesional dan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan.

5.      Seharusnya dilakukan sosialisasi menyeluruh tentang baik kepada komite sekolah, orang tua maupun warga sekitar sekolah.

6.      Menjalin komunikasi yang lebih baik lagi antara pihak sekolah dengan masyarakat

7.      Meningkatkan kualitas saran dan prasarana sekolah

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA  

 

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

__________________, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) (www.pakguruonline.com,diakses tanggal 20 Oktober 2021)

 

            Bafadal,Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006.

 

Mulyasa,E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002.

 

http://Edukasi.kompasiana.com/2011/03/22/...

 

 

 


 

CATATAN KAKI

 

[1] http://Edukasi.kompasiana.com/2011/03/22/...

[2] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Hal. 572

[3] Ibid,ha. 573

[4] __________________, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) (www.pakguruonline.com,diakses tanggal 20 Oktober 2021)

[5] Ibid,hal :2

[6] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002),11

[7] Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006),82.

[8] Bafadal, Manajemen Mutu.,84.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Download Button RPP/PTK BISA PESAN DISINI !!
Download Button Download Button Download Button Download Button